Jumat, 30 Maret 2012


Serangan Tomcat di Surabaya MeluasPDFPrint
Wednesday, 21 March 2012
SURABAYA– Penyebaran serangga tomcat atau kumbang rove di Kota Surabaya, Jawa Timur terus meluas hingga ke-13 kecamatan. Hingga kemarin, sudah 103 warga menjadi korban gigitan beracun serangga tersebut.


Umumnya, korban mengalami luka bintik dan kulit melepuh di bagian tubuhnya.“Tapi tak sampai parah, mereka cuma rawat jalan. Korban paling parah berada di Puskesmas Putat. Di sana ada 30 pasien yang datang dan dirawat,”ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Esty Martiana Rachmie kemarin. Menurut dia, puskesmas lain yang juga banyak didatangi adalah Puskesmas Kenjeran sebanyak 24 pasien, disusul Puskesmas Medokan Ayu 13 pasien.

Sementara 13 puskesmas yang dijadikan tempat merawat korban tomcat adalah Keputih, Kenjeran, Mulyorejo, Pakis, Medokan Ayu, Pacar Keling, Sidotopo, Rangkah, Sawahan, Wiyung, Kebonsari, Sememi (Benowo), dan Putat. Dinkes bersama Dinas Pertanian Surabaya terus melakukan antisipasi penyebaran serangga beracun itu ke berbagai wilayah lain. Kebanyakan warga tidak mengetahui bagaimana mengatasi jika terkena sengatan serangga tersebut.

Mengenai obatnya, Esty mengatakan bisa diantisipasi dengan obat antiinfeksi dan alergi. “Menghilangkan kulit melepuh, cukup salep kulit yang tersedia di puskesmas,” katanya. Khusnul Yakin, salah seorang korban, mengaku tidak tahu bahwa gatal di badannya terkena sengatan tomcat. Pertama kali kulitnya terasa gatal. Waktu itu dia langsung menggaruk kulit tersebut, tapi selang beberapa menit tubuhnya terasa panas, diikuti warna kulit yang memerah di berbagai bagian.“Tiba-tiba langsung ada bintik dan ada nanah di dalamnya,”katanya.

Koordinator Satgas Pemberantasan Serangga Tomcat Dinas Pertanian Surabaya Alexander S Siahaya mengatakan, sejak empat hari lalu sudah ada 40 wilayah yang terserang serangga. “Setelah Apartemen Eastcoast Laguna Indah,Pakuwon City,beberapa apartemen dan kawasan elite lainnya juga ikut terserang wabah ini.Termasuk Regency Palm Spring di kawasan Jambangan dan Perumahan Sinar Amerta di Medayu Rungkut,”ujarnya.

Kabid Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian Surabaya itu melanjutkan, penanganan tomcat lebih sulit daripada penangan ulat bulu, karena serangga ini bisa tinggal di mana saja misalnya seperti di air, udara, dan rumput. “Serangga ini sulit dideteksi karena bisa muncul dari mana saja,tidak sepeti ulat bulu yang hanya tinggal di pohon,” jelasnya.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, kulit yang terkena gigitan serangga tersebut biasanya akan terasa panas dalam waktu singkat. Setelah 24 jam hingga 48 jam akan muncul gelembung pada kulit menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar. Dia mengatakan, gigitan kumbang tersebut juga bisa menimbulkan lesi pada mata dan menyebabkan conjunctivitis atau disebut dengan Naerobi’s Eye.

Namun demikian, pada beberapa kasus yang jarang terjadi gigitan kumbang tersebut tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti.“Penyakit yang ditimbulkan pada manusia adalah dermatitis contact irritan akibat racun paederin yang ada dalam tubuh si kumbang, kecuali di sayap,” katanya. Dermatitis, tambah dia, terjadi bila bersentuhan secara langsung dengan serangga ini, atau secara tidak langsung misalkan melalui handuk, baju, atau barang lain yang tercemar racun paederin.

“Kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin, bila sudah timbul lesi seperti luka bakar,”katanya. Bila gejala terus berlanjut dan kondisi tubuh semakin memburuk,orang yang bersentuhan dengan serangga tersebut harus segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Dia mengatakan bahwa tomcat biasanya disebut sebagai semut semai atau semut kayap. “Serangga ini digolongkan pada ordo cleopatra atau kelompok kumbang dan subordo rove beetle atau kelompok kumbang kecil dan merupakan jenis spesies Paederus Littorarius,” ucapnya.

Dia menambahkan, tomcat memiliki panjang sekitar satu sentimeter dengan badan berwarna oranye dan memiliki bagian bawah abdomen serta kepala berwarna gelap. “Dia memiliki sepasang sayap namun tersembunyi, sepintas mirip dengan semut.Namun bila dia tengah merasa terancam,akan menaikkan bagian perut atau abdomen sehingga tampak seperti kalajengking,”paparnya.

Tomcat, kata dia, memiliki total 622 spesies yang menyebar diseluruh dunia.Spesies di Indonesia yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus Peregrines.“ Pernah dilaporkan menimbulkan wabah dermatitis di Australia,Malaysia, Sri Lanka, Nigeria,Kenya, Iran,Afrika Tengah, Uganda,Argentina, Brasil, Prancis,Venezuela,Ekuador, dan India,”ungkapnya. Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidur menggunakan kelambu jika di daerahnya tengah mewabah serangan kumbang tersebut.

Selain itu, masyarakat juga dilarang menggosok kulit atau mata bila bersentuhan dengan serangga tersebut. “Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan hati-hati, dengan meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang,”ucapnya. aan haryono/ant   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar